watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

NOVI NENENG DAN MONA

Novie, pacarku ini orangnya lugas. Soalnya
sudah menjadi Account Manager di suatu biro
iklan, diberi mobil perusahaan dan punya rumah
sendiri, tetapi tidak mau di kantor mempunyai
status married. Umurnya 30-an, tetapi sudah
“main-main” denganku sejak usia 23 tahun.
Badannya ramping dan aku senang
payudaranya yang tidak besar (justru tidak
mudah “peot”). Kalau payudaranya aku isap
lama-lama, dia akan dorong kepalaku, “Aku
sudah terangsang, lagian ‘ntar putingnya gede
peperti orang punya anak, susah aku!”.
Permainannya sering membuatku kelimpungan
saking enaknya, desahannya kalau lagi syuur
sangat menggugah gairah. Yang aku senang,
kalau sedang menginap di rumahnya, pagi-pagi
kalau mebangunkanku, dia pegang-pegang
penisku (kalau tidur aku tak pakai CD dan hanya
pakai celana pendek). Biasanya dia sengaja
telanjang bulat, dengan posisi “69″, dia pegangi
dan masukin penisku ke mulutnya dan dijilatinya
sampai penuh berlumuran liurnya. Kalau aku
terbangun, dia tidak mau kujilatin clitorisnya.
Maunya dicium-cium saja sambil digelitiki.
Kalau “gairahnya sudah naik”, dia akan berbalik,
aku ditelentangin dan dia naik ke atas badanku
sambil memasukkan penisku ke vaginanya.
Kalau itu terjadi pagi hari, kami akan langsung
main dan cepat selesai. Kalau ini terjadi sore atau
malam hari, permainan dapat berlangsung lama.
Kalau di kantornya ia merasa horny, dia akan
menelepon minta bertemu. Lalu kami bertemu di
motel. Kalau mainnya di motel, dalam waktu 4
jam, kami dapat mengulangnya sampai 3-4 kali.
Ini yang disenanginya dariku. Dapat main
beberapa kali dalam waktu 3-4 jam. Dia
memang sangat free soal beginian dan model
aktif. Kalau sudah di atas badanku, dia akan
terengah-engah dan tersengal-sengal, pantatnya
dinaik-turunkan, berputar menikmati sensasi
seksual yang dirasakannya. Kepalanya
melengak-lengok, matanya merem-melek, satu
tangan memegangi selangkanganku, ibu jari dan
telunjuk tangan yang lain meremasi putingnya
sendiri. Tanganku kadang ikut meremasi
payudaranya atau memegangi pantatnya, ikut
mengatur irama naik turun badannya di atas
penisku. Kalau pas seperti ini, aku senang
melihatnya sedang menikmati sensasi semacam
itu. Apalagi kulitnya putih (keturunan Cina),
perutnya datar, mukanya memancarkan gairah
yang meledak-ledak. vaginanya sangat banyak
berair (menurut pengalamanku, keturunan Cina
biasanya begitu), sampai berbunyi “Plok..,
oplok.., cipak.., oplok.., ciplak.., ciplak.., oplok”.
cara “naik kuda” ini berlangsung kurang lebih 3
menit. Lalu ia mengerang-erang dan minta ganti
posisi. Ia lalu membaringkan diri di atas
badanku, dengan menggit bibirku, menyelipkan
lidahnya kesana-kemari sambil memeluk, dia
membalikkan badanku.
Setelah berada di bawah, pantatnya naik-turun
dengan hebatnya. Atau diputarnya sedemikian
rupa, sehingga aku yang kelimpungan keenakan.
Kadang bed tempat kami main cinta akan
demikian kusutnya, karena kami bergerak
dengan liar kesana-kemari secara diagonal. Dari
sudut kiri bawah (bagian kaki bed), lalu ke sudut
kanan bawah. Lalu ke kanan atas (bagian kepala),
lalu ke tengah lagi. Kemudian ke kiri, ke kanan, ke
tengah, begitu terus tidak bisa diam. Gerakannya
sangat ekspresif. Kadang rambutku diremas-
remas habis, atau tangannya juga melambai-
lambai kesana-kemari, mulutnya
menggumamkan segala macam kata.
“Enaak.., lagii.., masukin semuaa.., tekan
dongngng.., bagian kiri (vaginanya maksudnya)
mbok diteken.., aahh.., laaggii.., tekeenn.., ahh”.
Biasanya bagian seperti ini berlangsung 10
menitan. Kalau akan orgasme, dia akan
menggeram keras-keras sambil menggurat-
guratkan tangan ke punggungku. Ini tandanya
giliranku menyerang. Pantatku akan bergoyang
demikian hebat, penisku cepat sekali keluar-
masuk vaginanya. Sampai akhirnya, terlepaslah
spermaku. Merasakan cairan hangat ini
menyemprot deras memasuki sudut-sudut
vaginanya, dia akan memelukku erat-erat.
Hebatnya, tidak seperti cewek-cewekku yang
lain, begitu selesai, begitu penisku dicabutnya
dan ia langsung memakai pakaiannya. Cewek-
cewek lain kan biasanya menikmati rasa nikmat
itu dulu, tiduran telanjang sambil berpelukan.
Cewek lain malah memintaku di atas tubuhnya
terus selama mungkin. Kadang sampai ia
tertidur. Dan penisku lemas sendiri dan keluar
sendiri. Tetapi ya memang lain-lain perilakunya.
Salah satu yang disukai Novie ini adalah
melakukan permainan seks di dapur, sambil
berdiri. Biasanya kami memutar video porno
dulu. Ini dilakukan di ruang tengah, tidak di
kamarnya. Biasanya pembantunya sudah tidur.
Sambil tangan kami berusaha “ramah” (rajin
menjamah bagian badan masing-masing), mata
melihat video. Yang disukainya adalah
ketegangannya, apalagi kalau pembantunya
sempat lewat mau pipis ke kamar mandi
pembantu. Biasanya saluran TV-nya langsung
dipindah ke acara lain, sampai pembantu masuk
lagi ke kamarnya. Kalau sudah sampai puncak
tidak dapat menahan diri, ia akan menyeretku ke
dapur.
Ia duduk di bibir tempat masak, kakinya
menjuntai. Kepalaku dibimbingnya ke arah
puting susunya yang putih dan sudah tegang,
sementara tanganku dimasukkannya ke dalam
vaginanya sambil memelorotkan celananya. Lalu
baju atau kaos atasnya juga aku pelorotin.
Tangannya berusaha menurunkan retsleting
celanaku, memelorotkan celana pakai kakinya,
sambil mengeluarkan penis yang sudah tegang.
“Besar amat..”, bisiknya sambil mengelus ujung
kepala penisku. Sensasinya, menurut tukar
pengalaman kami, seperti kalau putingnya yang
sudah tegang dielus-elus atau diisap-isap. Lalu
dielus-eluskannya ujung kepala penis itu ke
mulut vaginanya. Ia tidak suka kalau dimasukkan
dengan tergesa-gesa. Kalau merasa sudah tak
tahan, segera didekapnya badanku dan “blees”,
kepala dan badan penisku hilang masuk ke
vaginanya yang sudah basah. Supaya mudah, ia
akan turun dari bibir tempat masak, dan mulai
gila menggoyangkan pantatnya atau memaju-
mundurkannya dengan rengekan manja. Sering
sampai mulutnya kututup pakai tangan, supaya
pembantunya tidak terbangun. Kalau bersetubuh
sambil berdiri ini, ia tidak akan tahan sampai
lama. Begitu keluar, ia minta aku juga
mempercepat serangan. Dalam hal ini, pancaran
spermaku biasanya lebih keras dan lebih banyak,
karena dia mengatakan semprotannya terasa
sampai dalam.
Selama berhubungan denganku (8 tahun),
katanya dia setia tidak mencari pria lain. Soalnya,
pengalaman seksnya yang “mengesankan”
pertamakali dirasakannya denganku. Aku sendiri
selama itu sempat punya beberapa cadangan.
Soalnya kadang-kadang kalau lagi sibuk mikirin
kerja atau proyeknya, Novie sulit “diajak
berhubungan”. Atau dia cenderung memegang
kendali. Jadi kalau sedang kecewa, aku sering
mencari Neneng, perek bersih yang vaginanya
nikmat dijilati dan suka menjilati penisku. Atau
mencari Mona, janda yang kalau ketemu dari
caranya memegangi badanku dan mendekapnya
membuatku ini sepertinya tidak bakal dilepaskan.
Neneng ini vaginanya kering, sehingga sering
kuolesi pelumas supaya penisku mudah masuk.
Bertemunya juga kebetulan. Ia liften, masuk
mobil, langsung mencium karena katanya aku
sangat ganteng wajahnya. Setelah itu tangannya
beroperasi kesana-kemari dan minta minggir. Di
situ aku mendapat the best blowjob I ever had,
mengulum penisku sampai aku mengerang-
erang sambil tetap duduk pegang setir, yang
terasa hebatnya sampai ke otak. Dia turun ketika
sudah sampai di tujuannya, menciumku sekali
lagi, hilang begitu saja. Ketemu lagi 2 minggu
kemudian. Sesuai latar-belakang budayanya, ia
suka mijetin aku (kalau Novie, ia yang minta
dipijetin).
Cuma, lama-lama setelah dekat, dia bilang,
“Mungkin gue jatuh cinta nih ama lu”.
Lalu sehabis itu kalau mau berhubungan, dia ada
pada posisi yang menunggu. Tahu alasannya?,
“Kan ‘istri’ tidak boleh minta dan agresif-agresif
sama ‘suami’, begitu kata emak dulu”, jawabnya.
Busyeet deh, padahal aku suka keagresivannya!
Neneng ini badannya sekal, payudaranya besar
dan padat. Enak kalau dipegang dan diremas.
Badannya wangi, nikmat banget kalau didekap.
Potongan rambutnya selalu pendek dan aku
suka itu. Aku paling senang menjilati vaginanya.
Kalau aku sudah lemas setelah main 2-3 kali, dia
menggesek-gesekkan pantatnya yang montok
ke penisku, lalu dijilati dan penisku menjadi
besar. Atau kalau tidak, ia main blowjob sambil
merangsang buah zakar dengan teknik yang
hebat. Aku selalu merem-melek dibuatnya. Aku
berpisah dengan Neneng karena setelah jatuh
cinta kepadaku, dia minta mundur, walaupun
kalau ada tugas kantor keluar kota dia suka
kuajak.
Kalau Mona, karena ia janda, kalau ketemu care-
nya sangat baik. Kadang aku merasa di-rawat
seperti anaknya. Kalau bertemu Mona selalu
diawali dengan pemanasan seks yang
menyenangkan. Kadang aku baru masuk
rumahnya, pintu ditutup, aku lalu ditelanjangi di
situ dan kami main di belakang pintu tanpa alas
apapun. Mainnya tidak pernah hanya satu kali.
Kadang setelah permainan kedua, dengan penis
masih di dalam vaginanya, ia berdiri dan minta
diantar ke dapur. Telanjang bulat berdua kami ke
dapur. Di dapur main lagi sambil berdiri. Atau ke
kamar mandi dan main lagi. Kalau dari depan
pintu langsung naik ke tempat tidur, alamat aku
tak akan boleh turun dari situ sampai keesokan
harinya. Aku akan dijadikan pejantan setengah
hari plus satu malam plus setengah hari lagi.
Makan dilayani, digosok sebagai ganti mandi dan
penis atau putingku jadi sasaran terus. Dia
sangat suka kalau clitorisnya digosok-gosok.
Kalau tidak dijadikan tawanan di tempat tidur,
sehabis ditelanjangi pertama kali sejak datang,
kami berdua tak akan berpakaian lagi. Makan
dengan keadaan tanpa busana, mandi bersama,
nonton TV juga hanya dengan mengenakan
selimut. Anehnya, kalau di depan umum, Mona
tak akan menyapa. Pernah janjian ketemu di satu
mall, ia hanya memberi isyarat untuk
mengikutinya dari belakang. Tak mau menjawab
pertanyaan atau berjalan bergandengan.
Mona akhirnya diajak kawin lagi oleh mantan
suaminya, yang memergokiku keluar dari
rumahnya. Rasa cemburunya bangkit lagi, lalu
minta kawin lagi dan Mona diboyong ke Itali.
Tetapi semua itu aku rasa karena pengalaman
dengan Novie membuat aku PD menghadapi
cewek lain. Buktinya di Surabaya aku pernah
ketemu cewek, main sampai 4 kali di hotel dan
membayar cukup banyak. Eh, malam berikutnya
dia datang lagi tanpa diundang (nunggu aku dulu
pulang dari urusan kantor, di lobi lebih dari 2
jam), dan begitu juga 2 malam berikutnya.
Dia datang “menyerahkan tubuhnya” dengan
suka rela!
“Enak bergaul, menggauli dan digauli sama
kamu”, katanya merem-melek. Tentang Novie
sendiri, ketika ada orang yang naksir dia
(berkedudukan mantap, lebih kaya), dan dia
bilang “sudah butuh suami”, aku dorong supaya
dia mau menerima orang itu. Aku sendiri,
katanya, nikmat diajak main sebagai “teman”,
tetapi bukan sebagai suami.
“Kebanyakan main-main di luar”, katanya. “Yang
jadi isteri pasti merasa tidak aman”.
(Terserahlah!-Who cares? Katanya, sebetulnya
mereka merencanakan menikah akhir tahun
1999 ini, tetapi karena hitungannya (hitungan apa
aku tidak mengerti) tak cocok, sehingga mereka
akan menikah Februari 2000 nanti.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1583
U-ON

inc Powered by Xtgem.com